Rabu, 15 Oktober 2008

Benci Untuknya

Aku tidak mengerti dengan apa yang aku rasakan. Dan aku benar-benar tidak tahu ada apa sebenarnya dengan diriku. Aku membencinya. Sangat membencinya. Walaupun dulu aku begitu mencintainya hingga bertahun-tahun. Dan selama bertahun-tahun pula aku membiarkan cintanya tertanam erat dihidupku.

Disini, aku sendiri. Terbenam pada bayang-bayang masa lalu.

Ya, Tuhan.. aku sungguh-sungguh telah merelakannya memiliki pendamping lain. Bukan aku. Tapi kenapa bayangnya selalu tiba-tiba saja muncul. Bahkan disaat aku menyelami mimpi-mimpi dalam tidur lelapku.

Aku lelah.

Lelah memikirkannya.

Lelah menghapus segala kenangan itu.

Tapi kenangan itu terlalu banyak. Ratusan jumlahnya, bahkan ribuan. Dan tahukah kalian, hampir sebagian besar diary ku berisi tentang dia.

Seharusnya, kini aku juga bahagia sama seperti dia. Tapi mereka tidak pernah tahu, ada setetes air mata yang jatuh dihatiku setiap kali aku mendengar namanya. Padahal ini sudah hampir dua tahun kami berpisah. Atau aku hanya belum memberi kesempatan pada waktu. Waktu yang akan membawa ku melihat banyak hal.

Kadang ketika sepi itu mulai menggelayuti benakku, ada sesal dalam hati, bahwa aku lah yang seharusnya ada di sampingnya saat ini. Bukan dia. Andai aku menerima lamarannya saat itu.

Aku masih ingat kata-kata yang pernah diucapkannya untukku, bahwa seberapapun dia melangkah jauh, dia pasti akan selalu kembali padaku. Dan untuk pertama kalinya, aku melihat seorang lelaki menangis. Tangisan itu bukan untuk ibunya atau perempuan manapun. Tapi untukku.

Brengsek!! Sekarang semua kata-kata itu cuma kepingan asa tanpa nyata. Dan setiap orang bisa berubah. Bahkan dalam hitungan detik.

Rasanya aku ingin teriak sekencang-kencangnya, hingga dia mendengarku.

“Kenapa harus aku yang mengalami semua ini??”

“Kenapa aku harus mencintaimu dulu??”

Aku benci keaadanku yang seperti ini. Katakan, harus berapa lama lagi agar dia bisa pergi dari hidupku. Atau kah aku harus meminta seseorang melamarku saat ini juga??

Pikiran macam apa itu?? Aku tidak akan membiarkan diriku terjebak pada pikiran-pikiran bodoh, hanya karena ingin melupakannya.

Aku benar-benar ingin melupakannya.

Aku ingin isi hatiku hanya terisi oleh rasa benci untuknya..

Ya, hanya Benci.

Aku benci dia!!!

Mei 08

1 komentar:

Unknown mengatakan...

weleh..welwh...
ni putus cinta ato sakit hati?
siapa orangnya sier? biar kita ceramahin dia. hehehehehehe
curhat ni ye...
narsis!!